Hasil diskusi di forum Sinar Cendekiawan HMI Kafeis Cab. Ciputat
Sebelummnya kami mengetahui sudah banyak tulisan-tulisan mengenai hal ini. Tetapi kami tetap menulis mengenai hal ini karena memang belum tercapainya cita-cita penulis-penulis sebelumnya yaitu memaksimalkan potensi alam yang ada, meningkatkan perekonomian demi terwujudnya masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Kami berharap cita-cita penulis sebelumnya serta cita-cita kita semua agar bisa tercapai. Amin ya robbal alamin.
Dunia sudah tak memungkiri lagi besarnya karunia dari Tuhan yaitu berupa kekayaan sumber daya alam yang sungguh sangat besar dan lengkap apapun itu di bumi Indonesia. Mulai dari daratan berupa minyak bumi, biji besi, getah karet, logam mulia, flora dan fauna, dan banyak lagi kekayaan lain dari daratan Bumi Pertiwi. Sedangkan dari alam laut, sepenggal lirik lagu dari Koes Ploes sudah memberikan gambaran bagaimana kayanya lautan Indonesia, Bukan lautan tapi kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu. Beribu-ribu spesies ikan yang ada di lautan maupun air tawar dapat ditangkap dengan kail dan jala yang dapat menghidupi rakyat. Kekayaan lainnya dari bumi kita adalah dari lapisan udara. Kita semua sudah tahu bahwa Kalimantan merupakan paru-paru dunia, hutan Kalimantan yang luas memberikan supply oksigen bagi manusia Kalimantan khususnya serta kehidupan dunia secara umumnya, yang berarti kehidupan dunia itu juga tergantung pada Indonesia. Begitulah secara singkat keadaan kekayaan alam kita. Lalu dengan kekayaan yang sangat dahsyat dari alam Indonesia, bagaimanakah dengan keadaan rakyat Indonesia?
Kemiskinan bukan barang langka dalam kehidupan di tanah air, khususnya penduduk di daerah pedesaan yang bekerja di sektor pertanian, perikanan dan para tenaga kerja informal atau tidak tetap, terlebih lagi mereka yang menganggur. Data hasil penelitian BPS (Badan Pusat Statistik 2008), kemiskinan di Indonesia mencapai 15% pada tahun 2008 atau 25 juta jiwa dari seluruh penduduk Indonesia dan 2 tahun belakangan penurunan kemiskinan hanya sebesar 1-2%. Menurut laopan FAO (Food and Agriculture Organization), salah satu organisasi di PBB, dari 7 milyar penduduk dunia 1 milyar yang menderita kelaparan. Ada 7 negara penyumbang tingkat kelaparan dan parahnya Indonesia termasuk penyumbang tingkat kelaparan tersebut.
Menurut laporan FAO tahun 2007 dan dikutip dari buku Membangun Kembali Indonesia Raya Haluan Baru Menuju Kemakmuran, dari 10 negara utama eksportir produk perikanan di dunia, baik untuk tahun 1994 atau 2004, Indonesia tidak masuk di dalamnya. Kalah oleh Vietnam yang memiliki panjang garis pantai hanya 3,444 km tetapi mampu bertengger di posisi kesepuluh negara utama eksportir produk perikanan dunia. Dibanding Thailand pun, Thailand menduduki posisi ketiga setelah China dan Norwegia.
Sumber: State of Fishery and Aquaculture 2006, FAO, 2007(diolah)
Dibanding negara-negara pengekspor ikan utama diatas, luas lautan di Indonesia melebihi negara-negara tersebut. Lautan Vietnam pun jauh luasnya dibanding Indonesia. Lalu kenapa Indonesia belum mampu paling tidak masuk 10 besar dan bahkan pengekspor ikan nomor satu di dunia? Sungguh ironis.
Kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara salah satunya di dasari oleh tingkat pendapatan yang mencukupi dan lebih dari mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi kita masih terhalang oleh tidak serasinya antara jumlah pelamar kerja dengan jumlah lowongan pekerjaan yang ada, jumlah lowongan pekerjaan tidak mencukupi jumlah pelamar kerja. Untuk itu, pembukaan lapangan kerja adalah suatu hal yang vital. Peran kita sebagai mahasiswa setelah lulus seharusnya tidak sekedar menjadi pelamar pekerjaan, tetapi kita diharapkan untuk mampu membuka lowongan pekerjaan. Ini adalah solusi yang bijak. Kita harus memanfaatkan SDA kita sendiri bukan dikelola oleh pihak asing. Sudah cukuplah Freeport, jangan sampai ada freeport-freeport yang lain. Sangat miris tingkat presentase pendapatan yang rakyat terima dari pihak Freeport hanya 1% bung! Kekayaan alam kita yang besar tidak bisa dinikmati sendiri, tetapi yang kita dapat hanyalah dampak kerusakan alamnya. Sebagai generasi penerus, sedari sekarang kita mengoreksi apa saja kesalahan yang dibuat oleh pemerintah yang telah terjadi agar kedepannya tidak seperti ini lagi.
Selain itu, kita juga harus membekali diri kita dengan iman dan ilmu. Ilmu teknologi itu sangat yang diharapkan, karena untuk pengelolaan alam kita, baik itu dibidang perikanan, pertanian, perkebunan dan pertambangan. Tauhid menjauhkan kita dari penyelewengan SDA yang seharusnya diperuntukkan bagi kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan umat, bukan dinikmati sendiri.
Peran pemerintah yang menjadi faktor utama. Pemerintah harus mampu mendukung UMKM dengan pemodalan teknologi, pendidikan pertanian, industri perikanan dan perlindungan UMKM dari persaingan perusahaan-perusahaan besar. Sampai saat ini petani dan nelayan kita tidak mampu bersaing karena kurangnya pemodalan biaya peralatan yang modern. Di bidang perikanan laut misalnya, ikan di laut banyak terdapat di daerah upwelling. Upwelling adalah daerah pertemuan arus hangat dan arus dingin yang oleh sebab itu suhu di upwelling stabil, suhu yang stabil disukai ikan. Karena nelayan tidak mempunyai kapal bermotor, nelayan tidak mampu untuk mencapai daerah itu dan hanya sampai sebatas tepi laut saja. Di bidang pertanian pun, informasi dari pemerintah mengenai kapan terjadinya musim kemarau dan hujan masih minim. Padahal informasi tersebut sangat penting untuk menghindari terjadinya gagal panen, serta pelatihan dan teknologi juga faktor utama kurangnya jumlah produksi beras yang ada sekarang ini.
Pemerintah harus menjalankan sistem ekonomi yang pro rakyat. Sudah sepatutnya perekonomian Indonesia dijalankan tanpa intervensi pihak asing. Kita harus membangun kembali perekonomian kita kembali. Karena kita sempat dianggap sebagai Macan Asia tahun 1997, tetapi sebelas bulan berselang jatuh menjadi negara bangkrut (pailit countries) karena fondasi pertumbuhan ekonomi yang payah. Untuk itulah penuh harapan kepada pemerintah dalam menjawab tantangan agar tercipta kehidupan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
Sebelummnya kami mengetahui sudah banyak tulisan-tulisan mengenai hal ini. Tetapi kami tetap menulis mengenai hal ini karena memang belum tercapainya cita-cita penulis-penulis sebelumnya yaitu memaksimalkan potensi alam yang ada, meningkatkan perekonomian demi terwujudnya masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Kami berharap cita-cita penulis sebelumnya serta cita-cita kita semua agar bisa tercapai. Amin ya robbal alamin.
Dunia sudah tak memungkiri lagi besarnya karunia dari Tuhan yaitu berupa kekayaan sumber daya alam yang sungguh sangat besar dan lengkap apapun itu di bumi Indonesia. Mulai dari daratan berupa minyak bumi, biji besi, getah karet, logam mulia, flora dan fauna, dan banyak lagi kekayaan lain dari daratan Bumi Pertiwi. Sedangkan dari alam laut, sepenggal lirik lagu dari Koes Ploes sudah memberikan gambaran bagaimana kayanya lautan Indonesia, Bukan lautan tapi kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu. Beribu-ribu spesies ikan yang ada di lautan maupun air tawar dapat ditangkap dengan kail dan jala yang dapat menghidupi rakyat. Kekayaan lainnya dari bumi kita adalah dari lapisan udara. Kita semua sudah tahu bahwa Kalimantan merupakan paru-paru dunia, hutan Kalimantan yang luas memberikan supply oksigen bagi manusia Kalimantan khususnya serta kehidupan dunia secara umumnya, yang berarti kehidupan dunia itu juga tergantung pada Indonesia. Begitulah secara singkat keadaan kekayaan alam kita. Lalu dengan kekayaan yang sangat dahsyat dari alam Indonesia, bagaimanakah dengan keadaan rakyat Indonesia?
Kemiskinan bukan barang langka dalam kehidupan di tanah air, khususnya penduduk di daerah pedesaan yang bekerja di sektor pertanian, perikanan dan para tenaga kerja informal atau tidak tetap, terlebih lagi mereka yang menganggur. Data hasil penelitian BPS (Badan Pusat Statistik 2008), kemiskinan di Indonesia mencapai 15% pada tahun 2008 atau 25 juta jiwa dari seluruh penduduk Indonesia dan 2 tahun belakangan penurunan kemiskinan hanya sebesar 1-2%. Menurut laopan FAO (Food and Agriculture Organization), salah satu organisasi di PBB, dari 7 milyar penduduk dunia 1 milyar yang menderita kelaparan. Ada 7 negara penyumbang tingkat kelaparan dan parahnya Indonesia termasuk penyumbang tingkat kelaparan tersebut.
Menurut laporan FAO tahun 2007 dan dikutip dari buku Membangun Kembali Indonesia Raya Haluan Baru Menuju Kemakmuran, dari 10 negara utama eksportir produk perikanan di dunia, baik untuk tahun 1994 atau 2004, Indonesia tidak masuk di dalamnya. Kalah oleh Vietnam yang memiliki panjang garis pantai hanya 3,444 km tetapi mampu bertengger di posisi kesepuluh negara utama eksportir produk perikanan dunia. Dibanding Thailand pun, Thailand menduduki posisi ketiga setelah China dan Norwegia.
Sumber: State of Fishery and Aquaculture 2006, FAO, 2007(diolah)
Dibanding negara-negara pengekspor ikan utama diatas, luas lautan di Indonesia melebihi negara-negara tersebut. Lautan Vietnam pun jauh luasnya dibanding Indonesia. Lalu kenapa Indonesia belum mampu paling tidak masuk 10 besar dan bahkan pengekspor ikan nomor satu di dunia? Sungguh ironis.
Kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara salah satunya di dasari oleh tingkat pendapatan yang mencukupi dan lebih dari mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi kita masih terhalang oleh tidak serasinya antara jumlah pelamar kerja dengan jumlah lowongan pekerjaan yang ada, jumlah lowongan pekerjaan tidak mencukupi jumlah pelamar kerja. Untuk itu, pembukaan lapangan kerja adalah suatu hal yang vital. Peran kita sebagai mahasiswa setelah lulus seharusnya tidak sekedar menjadi pelamar pekerjaan, tetapi kita diharapkan untuk mampu membuka lowongan pekerjaan. Ini adalah solusi yang bijak. Kita harus memanfaatkan SDA kita sendiri bukan dikelola oleh pihak asing. Sudah cukuplah Freeport, jangan sampai ada freeport-freeport yang lain. Sangat miris tingkat presentase pendapatan yang rakyat terima dari pihak Freeport hanya 1% bung! Kekayaan alam kita yang besar tidak bisa dinikmati sendiri, tetapi yang kita dapat hanyalah dampak kerusakan alamnya. Sebagai generasi penerus, sedari sekarang kita mengoreksi apa saja kesalahan yang dibuat oleh pemerintah yang telah terjadi agar kedepannya tidak seperti ini lagi.
Selain itu, kita juga harus membekali diri kita dengan iman dan ilmu. Ilmu teknologi itu sangat yang diharapkan, karena untuk pengelolaan alam kita, baik itu dibidang perikanan, pertanian, perkebunan dan pertambangan. Tauhid menjauhkan kita dari penyelewengan SDA yang seharusnya diperuntukkan bagi kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan umat, bukan dinikmati sendiri.
Peran pemerintah yang menjadi faktor utama. Pemerintah harus mampu mendukung UMKM dengan pemodalan teknologi, pendidikan pertanian, industri perikanan dan perlindungan UMKM dari persaingan perusahaan-perusahaan besar. Sampai saat ini petani dan nelayan kita tidak mampu bersaing karena kurangnya pemodalan biaya peralatan yang modern. Di bidang perikanan laut misalnya, ikan di laut banyak terdapat di daerah upwelling. Upwelling adalah daerah pertemuan arus hangat dan arus dingin yang oleh sebab itu suhu di upwelling stabil, suhu yang stabil disukai ikan. Karena nelayan tidak mempunyai kapal bermotor, nelayan tidak mampu untuk mencapai daerah itu dan hanya sampai sebatas tepi laut saja. Di bidang pertanian pun, informasi dari pemerintah mengenai kapan terjadinya musim kemarau dan hujan masih minim. Padahal informasi tersebut sangat penting untuk menghindari terjadinya gagal panen, serta pelatihan dan teknologi juga faktor utama kurangnya jumlah produksi beras yang ada sekarang ini.
Pemerintah harus menjalankan sistem ekonomi yang pro rakyat. Sudah sepatutnya perekonomian Indonesia dijalankan tanpa intervensi pihak asing. Kita harus membangun kembali perekonomian kita kembali. Karena kita sempat dianggap sebagai Macan Asia tahun 1997, tetapi sebelas bulan berselang jatuh menjadi negara bangkrut (pailit countries) karena fondasi pertumbuhan ekonomi yang payah. Untuk itulah penuh harapan kepada pemerintah dalam menjawab tantangan agar tercipta kehidupan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.